ASSALAMU'ALAIKUM...SELAMAT DATANG

Minggu, 01 Januari 2012

MEMAKNAI DATANGNYA TAHUN BARU 2012


Seluruh dunia gegap gempita menyambut datangnya pergantian tahun 2011 ke tahun 2012. Jalanan macet total oleh lautan kendaraan yang ingin menghabiskan suasana malam pergantian tahun. Raungan bunyi mesin memecah gelapnya malam. Dentuman kembang api terdengar silih berganti, menghias langit. Riuh suara musik dan hiburan menghias sudut-sudut kota menambah semarak suasana.
Sementara jutaan manusia terlena dalam pesta malam pergantian tahun, terlihat suasana yang agak berbeda di celah-celah kota, seakan menjadi fenomena yang telupakan oleh kebanyakan orang. Suatu pemandangan yang semakin langka dari tahun ke tahun. Seakan tak lagi menghiraukan kemeriahan suasana malam pergantian tahun, mereka dengan khusyu’ berdoa kepada Tuhan di tempat-tempat Ibadah. Lantunan doa-doa yang dipanjatkan seakan menjadi simphoni lirih di tengah gemerlap pesta pergantian tahun.
Pergantian tahun merupakan rutinitas, siklus alam sebagai efek dari peredaran bumi mengelilingi matahari, yang akan terus berulang sampai Tuhan menghentikan sang waktu. Dimensi waktu selalu bergerak secara dinamis tanpa pernah sedetikpun menengok ke belakang. Lorong waktu memisahkan manusia dalam dua pardigma. Kelompok pertama menggenggam sang waktu untuk dinikmati sepuas-puasnya, yang ada adalah hari ini. Tidak ada celah untuk berpikir hari esok dan masa yang akan datang. Kelompok kedua meraih sang waktu untuk didayagunakan demi kehidupan yang lebih baik di hari esok dan masa yang akan datang.
Tahun 2012 menjadi fenomenal ketika di tahun sebelumnya ada prediksi bahwa kiamat akan terjadi di tahun ini. Entah berita tersebut merupakan hasil dari suatu penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan ataukah merupakan suatu “trik pasar” sebagai imbas skenario perdagangan global. Terlepas dari itu semua, kiamat adalah rahasia Tuhan, hanya Tuhan yang tahu. Sebuah paradigma yang keliru jika manusia disibukkan dengan perdebatan kapan datangnya kiamat. Karena kiamat adalah hak prerogatif Tuhan sebagai pemilik alam semesta ini, seharusnya cara pandang kita adalah bagaimana memanfaatkan waktu secara maksimal supaya lebih bermakna untuk kehidupan sekarang, nanti dan masa yang akan datang.